Menu

Mode Gelap
Damkarmat Katingan dan Relawan Gelar Buka Puasa Bersama, Tebarkan Kepedulian untuk Anak Yatim Kodim 1019 Katingan Gelar Doa Bersama, Rayakan 51 Tahun Korem 102 Panju Panjung Dengan Khidmat Peduli Sesama di Bulan Ramadan, Damkar Katingan Bersama Relawan Bagikan 200 Paket Takjil Gratis TMMD Ke-123 Kodim 1019/Katingan Ditutup, Wujud Nyata Percepatan Pembangunan di Daerah Pejuang CASN Di Katingan Rayakan Percepatan Pengangkatan CPNS dan PPPK dengan Aksi Sosial Polres Katingan Sosialisasikan Layanan 110, Warga Bisa Lapor Darurat Lebih Cepat

Berita Utama

Anggota DPRD Polie Dukung Harubuh Manugal

badge-check


					Anggota DPRD Gumas Polie L Mihing sedang manugal pada kegiatan Harubuh Manugal, Handep Hapakat Menggali Kearifan Lokal Budaya Dayak dengan Tradisi Manugal di lokasi lahan / ladang Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah.  Perbesar

Anggota DPRD Gumas Polie L Mihing sedang manugal pada kegiatan Harubuh Manugal, Handep Hapakat Menggali Kearifan Lokal Budaya Dayak dengan Tradisi Manugal di lokasi lahan / ladang Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah. 

 

KUALA KURUN – Anggota DPRD Gunung Mas (Gumas) Polie L Mihing menyambut baik kegiatan Harubuh Manugal yang digagas Pemkab Gumas melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) beberapa waktu di lokasi lahan / ladang Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah.

“Ya mendukung, karena itu sangat baik yang berarti tradisi menanam padi secara tradisional yang dilakukan masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah secara bersama-sama atau bergotong royong,” ujar Polie, Selasa 31 Oktober 2023.

Menurut Polie, harubuh manugal dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Kegiatan dilakukan secara bergotong royong pada lahan / ladang dengan luasan yang maksimal.

“Hal ini tentunya berhubungan erat dengan ketahanan pangan, dimana padi yang diolah menjadi beras adalah untuk kebutuhan pokok masyarakat. Ketersediaan bahan makanan pokok beras sebuah keniscayaan yang harus dipenuhi oleh masyarakat agar hidup sehat,” kata Polie.

Lebih jauh Polie menerangkan, dalam tahapan harubuh manugal, masyarakat Dayak Kalimantan Tengah melakukan kegiatan membuka ladang dengan membakar.

Kegiatan membuka ladang dengan membakar dilakukan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dengan tidak sembarangan, mengikuti aturan adat yang ada, dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak menyebabkan kebakaran yang meluas.

“Tradisi membuka ladang dengan membakar secara turun temurun dilakukan masyarakat Dayak Kalimantan Tengah dengan penuh kehati-hatian guna mencegah penjalaran api. Kita harus melihat tradisi ini secara positif,” kata Polie.

Kegiatan harubuh manugal Polie berharap dapat dipertahankan dan dilestarikan sebagai tradisi masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Harubuh manugal dapat dilakukan di desa yang ada di Gumas dengan tahapannya tetap mengikuti aturan adat yang ada, dan dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

Untuk diketahui, Bupati Gumas Jaya S Monong, Wabup Efrensia LP Umbing dan suami D K Mandarana, unsur Forkopimda, anggota DPRD Punding S Merang, Evandi, Polie L Mihing dan Yuniwa. Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekobang) Guanhin, beberapa kepala perangkat daerah dan sejumlah pejabat eselon tiga, Camat Tewah, Ketua TP PKK Ny Mimie Mariatie Jaya S Monong, beberapa kepala desa, perwakilan tokoh masyarakat / adat / pemuda dan undangan lainnya melakukan harubuh manugal, di lokasi lahan / ladang Desa Upon Batu, Kecamatan Tewah, Selasa (24/10) lalu.

Jaya menerangkan harubuh manugal berarti tradisi menanam padi secara tradisional yang dilakukan masyarakat Dayak Ngaju Kalimantan Tengah (Kalteng) secara bersama-sama atau bergotong royong.

“Manugal salah satu kearifan lokal di Kalimantan Tengah yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Dayak Kalimantan Tengah. Tradisi ini harus terus dirawat untuk diketahui generasi yang akan datang,” kata Jaya.

Jaya mengaku dirinya sudah terbiasa mengikuti kegiatan Harubuh Manugal sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kegiatan Harubuh Manugal mencerminkan persaudaraan dan kebersamaan dalam perbedaan yang ada.

Pantauan Media Dayak, sebelum kegiatan dilakukan, didahului dengan ritual adat Dayak Kalteng khususnya di Gumas, yakni manawur, mampisik ganan petak, manimang binyi dan mengambil benih.

Setelah ritual, dilanjutkan dengan kegiatan manugal menggunakan kayu yang diruncingkan pada bagian depan untuk membuat lubang di tanah. Selanjutnya benih padi dimasukkan pada lubang tersebut.

Pembuatan lubang di tanah dilakukan oleh laki-laki, sedangkan para ibu menaburkan benih padi pada tanah yang sudah berlubang.

Kegiatan harubuh manugal semakin seru dengan tradisi hajamuk, yakni tradisi adat Dayak Kalteng khususnya Gumas berupa mengoles pipi bahkan seluruh wajah dari arang kayu hasil pembakaran lahan untuk berladang.

Semua peserta harubuh manugal dari segala lapisan usia, baik tua maupun muda, melakukan hajamuk sehingga tampak pipi bahkan seluruh wajah peserta harubuh manugal menjadi hitam lantaran dioles arang kayu hasil pembakaran lahan untuk berladang. (Nop/AN)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Damkarmat Katingan dan Relawan Gelar Buka Puasa Bersama, Tebarkan Kepedulian untuk Anak Yatim

22 Maret 2025 - 21:18 WIB

Kodim 1019 Katingan Gelar Doa Bersama, Rayakan 51 Tahun Korem 102 Panju Panjung Dengan Khidmat

22 Maret 2025 - 16:55 WIB

Peduli Sesama di Bulan Ramadan, Damkar Katingan Bersama Relawan Bagikan 200 Paket Takjil Gratis

21 Maret 2025 - 21:17 WIB

TMMD Ke-123 Kodim 1019/Katingan Ditutup, Wujud Nyata Percepatan Pembangunan di Daerah

20 Maret 2025 - 21:17 WIB

Pejuang CASN Di Katingan Rayakan Percepatan Pengangkatan CPNS dan PPPK dengan Aksi Sosial

18 Maret 2025 - 21:24 WIB

Trending di Berita Utama