Menu

Mode Gelap
DWP Katingan Raih Juara III, Tampilkan Harmoni Terbaik di Lomba Paduan Suara Provinsi Enam Fraksi DPRD Sepakat Raperda Perubahan APBD 2025 Dibahas Imbau Warga Harus Tetap Waspada dan Utamakan Keselamatan Generasi Muda Harus Memiliki Keterampilan Eksekutif dan Legislatif Harus Turun ke Lapangan Gunakan Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Berita Utama

Bupati Katingan Luncurkan Gerakan Menanam Cabai Untuk Kendalikan Inflasi

badge-check


					FOTO : Bupati Katingan Saiful, saat kegiatan gerakan menanam cabai. Perbesar

FOTO : Bupati Katingan Saiful, saat kegiatan gerakan menanam cabai.

KASONGAN – HaloKalteng.com – Dalam upaya mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Katingan, Bupati Katingan Saiful meluncurkan Gerakan Menanam Cabai yang dipusatkan di Kelompok Tani Averda, Jalan Soekarno Hatta, Kereng Batu, Kecamatan Katingan Hilir, pada Jumat 2 Mei 2025.

Bupati Katingan, Saiful, menegaskan bahwa penanaman cabai merupakan langkah konkret dalam menekan inflasi daerah. Ia menyebutkan bahwa sekitar 75 persen masyarakat Indonesia adalah penggemar cabai, sehingga komoditas ini memiliki dampak besar terhadap stabilitas harga.

“Penanaman cabai adalah ujung tombak kita dalam menurunkan beban inflasi. Saya minta kelompok tani fokus dan berkoordinasi aktif dengan dinas jika ada kendala di lapangan,” jelas Saiful.

Selain cabai, Dia juga menyoroti harga komoditas lain seperti daging ayam yang dinilai masih tinggi. Ia menyesalkan bahwa meskipun banyak kandang ayam berada di Katingan, harga ayam justru lebih mahal dibandingkan dengan daerah tetangga seperti Palangka Raya.

“Kita ini hanya kebagian lalatnya saja, tapi harga ayam tetap mahal. Ini harus segera dikoordinasikan dan dicari solusinya,” ujarnya.

Saiful juga sangat mengapresiasi para petani yang telah konsisten dalam budidaya cabai. Karena diharapkan produksi cabai lokal terus meningkat agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjaga stabilitas harga di pasaran.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Katingan, Mozard D. Staing mengungkapkan bahwa tingginya harga cabai selama ini disebabkan oleh ketergantungan pasokan dari luar daerah. Hal ini membuat harga cabai mudah melonjak saat produksi lokal menurun.

“Ini adalah dilema sektor pertanian. Jika produksi rendah, harga tinggi dan membebani masyarakat. Tapi jika produksi melimpah tanpa pengelolaan, harga bisa jatuh dan merugikan petani,” jelas Mozard.

Dia menambahkan bahwa wilayah hulu seperti Marikit dan Pendahara telah diusulkan dalam program bantuan pemerintah pusat, dengan target sembilan desa untuk menanam cabai, terong, dan sayuran lainnya sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat daerah, penyuluh pertanian, dan anggota Kelompok Tani Averda selaku pelaksana penanaman cabai. (AN)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

DWP Katingan Raih Juara III, Tampilkan Harmoni Terbaik di Lomba Paduan Suara Provinsi

25 Agustus 2025 - 16:48 WIB

Enam Fraksi DPRD Sepakat Raperda Perubahan APBD 2025 Dibahas

25 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Imbau Warga Harus Tetap Waspada dan Utamakan Keselamatan

24 Agustus 2025 - 12:57 WIB

Generasi Muda Harus Memiliki Keterampilan

24 Agustus 2025 - 12:53 WIB

Eksekutif dan Legislatif Harus Turun ke Lapangan

23 Agustus 2025 - 14:10 WIB

Trending di Berita Utama