Menu

Mode Gelap
Eksekutif dan Legislatif Harus Turun ke Lapangan Gunakan Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat Squad Lewu FC Angkat Trofi Juara HPPD CUP 2025 di Desa Tampelas Kades Harus Inovatif dalam Membangun Desa Anggarkan Rp10 Miliar untuk Peningkatan Jalan Kurun-Linau RPJMD 2025–2029 Katingan Disepakati, Wabup Firdaus Ajak Semua Pihak Bersatu Bangun Daerah

Berita Utama

Ini Harapan Dewan Gunung Mas di Hari Tari Sedunia

badge-check


					Salah satu tarian adat yang diselengarakan oleh sanggar Tari Dandang Tingang di taman Kota Kurun, Sabtu (27/04/2024) malam. Perbesar

Salah satu tarian adat yang diselengarakan oleh sanggar Tari Dandang Tingang di taman Kota Kurun, Sabtu (27/04/2024) malam.

KUALA KURUN,HaloKalteng.com – Memang menjadi profesi seorang penari tidak sepenuhnya juga diterima di tengah masyarakat, khususnya Indonesia yang salah satunya Kabupaten Gunung Mas. Pasalnya, masih dianggap sebagai pekerjaan sampingan. Maka, pada bertepatan di Hari Tari sedunia ini.

Anggota DPRD Gunung Mas Dewi Sari menungkapkan, harapannya dalam seni tari di Kalteng khususnya di Bumi Habangkalan Pemyang Karuhei Tatau ini masih dianggap bagian dari ritual adat saja.

Bahkan sebagian, kata ibu yang memiliki kulit putih ini menelaah, orangtua pun kebanyakan melarang kegiatan anaknya untuk menjadi seniman tari, sebab pekerjaan tersebut dianggap tidak menjanjikan untuk masa depan.

“Seniman tari itu sebenarnya ngak harus nari, sebab didalam konteksnya banyak bisa jadi pengamatnya, direktur artistiknya, tari untuk pembukaan apa itu kan hasilnya juga lumayan sebenarnya,” ucap Dewi Sari, dihubungi, Minggu (28/04/2024).

Oleh karena itu, Dewi pun mengajak masyarakat, yang mencintai seni tari agar mengkampanyekan seni tersebut kepada lingkungan, sehingga tidak sedikit soal profesi tersebut, maka akan dapat diterima dari sebagian warga sebagai pencinta hal itu.

“Kita memang tidak heran jika seniman tari di daerah kita tidak terlalu banyak di Indonesia, bahkan sebagian orang cenderung menjadikannya sebagian mengira hanya adat saja, untuk itu mari kita cintai seni ini agar menjadi hobby,” ajaknya.

Ia kembali berharap, didalam stigma negatif terhadap profesi penari bisa berubah kedepan. Dan kalau pekerjaan ini bisa diterima oleh masyarakat, maka pendapatannya pun bisa menjanjikan seperti bidang profesi lain.

“Kadang-kadang penari dinilai negatif karena kerja dengan tubuh. Terus lebih diterima masyarakat terhadap profesi ini. Diterima itu maksudnya terkadang dalam suatu acara saja, untuk itu jangan harapan kita berilah ruang bagi profesi ini,”  demikia dia.(Red)

Facebook Comments Box

Baca Lainnya

Eksekutif dan Legislatif Harus Turun ke Lapangan

23 Agustus 2025 - 14:10 WIB

Gunakan Dana Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

22 Agustus 2025 - 13:17 WIB

Squad Lewu FC Angkat Trofi Juara HPPD CUP 2025 di Desa Tampelas

21 Agustus 2025 - 16:57 WIB

Kades Harus Inovatif dalam Membangun Desa

21 Agustus 2025 - 14:14 WIB

Anggarkan Rp10 Miliar untuk Peningkatan Jalan Kurun-Linau

20 Agustus 2025 - 07:44 WIB

Trending di Berita Utama